Berpantun Indah

 TEMA                   : Kaidah Pantun

Pertemuan ke           : 13


KBBM Gelombang ke 28
Senin,06 Februari 2023

Nama            : Rafniwati Sayyidina Rauf
Narasumber  : Miftahul Hadi, S.Pd
Moderator     : Dail Ma'ruf ,M.Pd

Bismillahirrahmanirrahim ...

Pertemuan ke-13 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) gelombang 28 membahas "Kaidah Pantun" dengan moderator Da'il Ma'ruf, M.Pd. yang biasa dipanggil Damar  dan narasumber Miftahul Hadi, S.Pd.

APA ITU PANTUN?

Pantun termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020).

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata "Tun" yang bermakna "baris" atau "deret" Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai "Panutun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019)
CIRI-CIRI PANTUN

-Satu bait terdiri atas empat baris
-Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
-Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata 
-Bersajak a-b-a-b
-Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
-Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

PERSAJAKAN DAN RIMA DALAM PANTUN
1. Rima akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita.

2. Rima tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.

3. Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.

4. Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.

JENIS-JENIS PANTUN

Ada beragam jenis pantun yang dapat dikategorikan dalam berbagai kelompok, mulai dari pantun anak-anak hingga pantun orang tua. Ada pantun bersukacita hingga berdukacita. 

1. Jenis pantun anak-anak, terdiri dari: pantun bersukacita, pantun berdukacita

2. Jenis pantun orang muda, terdiri dari: pantun jenaka, pantun dagang atau nasib, dan pantun muda (pantun berkenalan, berkasih-kasihan, berceraian, beriba hati)

3. Jenis pantun orang tua, terdiri dari: pantun nasihat, pantun adat, pantun agama
CARA MUDAH MEMBUAT PANTUN

Kita  dapat membuat pantun dengan mudah ketika telah memahami cara membuat pantun yang baik dan benar yaitu :
1. Memahami kaidah/ciri pantun
2. Menguasai perbendaharaan kata
3. Menulis isi pantun terlebih dahulu (baris ketiga dan keempat) yang selaras dengan tema pantun
4. Membuat kalimat sampiran (baris pertama dan kedua)
5. Menyusun/menggabungkan bagian sampiran dan isi menjadi pantun

KEGUNAAN PANTUN
Untuk menyatakan perasaan, komunikasi sehari-hari, sambutan dalam pidato, perkenalan, berceramah atau dakwah, dan lain-lain

PERAN PANTUN 
Pantun memiliki peran dalam memelihara bahasa, menjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat.
Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.



Bunga melati di pekarangan

Tumbuh cepat segera besar

Saya masih banyak kekurangan

Maklum masih tahap belajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gores Tulisan Pertama

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Menulis Buku dari Karya Ilmiah