Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 

KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA (KBMN) PGRI

Nama            : Rafniwati Sayyidina Rauf

Resume ke 8, Gelombang 28

Pertemuan ke 12 

Hari/tanggal      : Jumat, 3 Februari 2023
Judul                 : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber      :  Susanto, S.Pd.
Moderator         :  Helwiyah,S.Pd., M.M

Pak D lahir di Gombong, Kebumen pada tanggal 29 Juni 1971. Seorang guru kelas SDN Mardiharjo, Kabupaten Musi Rawa, Sumatera Selatan. Pak D lulusan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia dan S1 Pendidikan Guru SD. Jika ingin berkorespondensi dengan Pak D inilah alamatnya, Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Alamat blognya: www.blogsusanto.com

Proofreading adalah tahap terakhir dari proses editorial bertujuan untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku  atau formatter.

TIPS MELAKUKAN PROOFREADING:

  1. PERHATIKAN DETAIL. Proofreading adalah jenis membaca yang berbeda. Setiap huruf, setiap tanda baca, dan setiap spasi harus dibaca.
  2. MEMBACA DENGAN LANTANG. Mendengar kata-kata akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata kita.
  3. BACA PERLAHAN. Tulisan non fiksi yang padat dan bersifat teknis akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada jenis tulisan lainnya.
  4. BERISTIRAHAT DAN BERBAIK HATI KEPADA DIRI SENDIRI. Proofreading membutuhkan fokus yang intens dan sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lama.

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan misalnya perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.

Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya. Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan.

Selanjutnya slide yang dibagikan Pak D Sus membahas tentang WRITING, dengan langkah pertama, DRAFTING (Tulis draf pertama. Ubah ide menjadi kalimat dan hubungkan). PROOFREADING (periksa konten, tata bahasa, dan kosa kata). Yang terakhir REDRAFTING (Tulis ulang teks dengan membuat perubahan yang diperlukan. Draf ulang jika perlu).

Selanjutnya pembahasan kepada Swasunting. Terdapat 4 tahapan swasunting menurut Pak D Sus:

  1. Endapkan tulisan selama beberapa waktu.
  2. Meminta teman membaca tulisan kita.
  3. Meminta seorang Proofreader
  4. Menggunakan aplikasi atau editing tools.

Satu di antara ‘tools’ itu adalah Google Docs

Terima Kasih

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gores Tulisan Pertama

Menulis Buku dari Karya Ilmiah